Minggu, 29 Desember 2013

Kenali Komplikasi Dalam Kehamilan

1.       Pendarahan
Trimester Pertama
Pendarahan yang banyak pada trimester satu bisa jadi merupakan tanda-tanda komplikasi dalam kehamilan. Bisa jadi ibu keguguran, kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik), hamil anggur (mola hidatidosa), atau hamil kosong (blighted ovum). Pada keguguran bisa disertai keluarnya gumpalan seperti daging. Pada kehamilan diluar rahim bisa disertai dengan nyeri perut hebat dan tinggi rahim tidak sesuai dengan usia kehamilan. Hamil anggur biasanya pendarahannya berupa keluarnya gumpalan kecil seperti telur ikan. Pada kehamilan kosong tinggi rahim biasanya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter ketika pendarahan terjadi.
Jika keguguran yang mengancam, artinya janin masih ada maka ibu disarankan bed rest di rumah. Jika keguguran benar-benar terjadi maka ibu harus dikuret jika masih ada sisa jaringan. Jika terdapat kehamilan ektopik, maka harus dioperasi untuk mengangkat kehamilan tersebut.

Trimester Kedua dan Ketiga
Pendarahan pada masa ini bisa disebabkan oleh letak plasenta yang tertanam rendah (plasenta letak rendah atau plasenta previa) bisa juga karena plasenta yang lepas dari perlekatannya (solution plasenta). Keadaan ini berbahaya bagi janin, maka perlu dilakukan pemeriksaan segera ke dokter.
Untuk plasenta previa biasanya pendarahan tidak disertai nyeri dan cenderung berulang. Ibu disarankan untuk bed rest total. Untuk solutio plasenta, biasanya pendarahan disertai nyeri perut yang hebat dan pergerakan bayi sudah tidak dirasakan ibu. Solutio plasenta menyebabkan kehamilan harus diakhiri.

2.       Pre eklampsi/eklampsi
Jika tekanan darah selama kehamilan tinggi, urin menjadi keruh, terdapat protein pada urin, kadang disertai nyeri ulu hati, sakit kepala, dan pandangan kabur, kemungkinan ibu menderita pre eklampsi. Segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Obat harus diminum teratur untuk menghindari terjadinya eklampsi. Pada eklampsi gejala nya disertai kejang pada ibu sehingga harus terminasi kehamilan.

3.       Diabetes gestasional
Kadang-kadang ibu dengan riwayat keluarga DM/gula bisa mengalami diabetes yang hanya terjadi saat hamil. Jika gula darah terus menerus tinggi, maka perlu diberikan obat suntikan, yaitu insulin karena ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi obat anti diabetes oral.



4.       Kontraksi Prematur
Kontraksi kerap dirasakan ibu selama kehamilan, namun jika sering terjadinya apalagi jika disertai keluarnya darah dan lendir maka segera periksa ke dokter. Jika kehamilan masih bisa dipertahankan, ibu disarankan untuk bed rest dan diberikan penguat rahim. Jika terdapat pembukaan, maka kehamilan harus diakhiri.

5.       Ketuban Pecah Dini

Jika belum ada mulas/kontraksi, belum keluar darah dan lendir sebagai tanda-tanda persalinan, namun keluar air-air yang banyak dari jalan lahir yang tidak dapat tertahankan, ibu harus curiga terdapat ketuban yang pecah. Segera periksa ke dokter dalam waktu kurang dari 6 jam karena resiko terjadi infeksi yang membahayakan bagi ibu dan bayi. Ibu harus dirawat selama 2 hari. Jika kehamilan belum waktunya untuk diakhiri, maka ibu boleh pulang setelahnya dengan nasihat tidak boleh berhubungan seks, kontrol tiap minggu, dan cek gerakan anak. Jika kehamilan sudah waktunya diakhiri, maka harus dilahirkan. 

2 komentar:

karimun jawa tour mengatakan...

infonya sangat berguna, thanks


karimunjawa jepara

Salsabila Firdausia's mengatakan...

sama-sama, silakan disebarkan link ke blog ini agar semakin banyak orang yang membacanya