Rabu, 30 Desember 2009

.Terinspirasi bukunya pidi baiq.



“Gila banget ni orang!” itu kalimat pertama yang terlontar dari mulut aku waktu ngebaca bukunya yang pertama, DRUNKEN MONSTER. Ibuku aja sampe pengen baca karna liat judul dan sampul depannya yang menarik. DRUNKEN=MABUK.

Buku ini bukan recommended, ringan, cocok kalo mau ketawa2 tapi tetep mikir, bisa baca ini. Ada 4buku, tapi ga bersambung sih. Ada drunken monster, drunken mama, drunken molen, dan drunken marmot.

Pokoknya, ngebaca buku ini akan membuka mata kamu terhadap keberagaman orang-orang di sekeliling kamu! Pasti langsung kepikiran, ada ya orang kayak gini? Pede banget! Berani banget! Gila banget! Ga tau malu banget! Hahaa. Dasar seniman! Dia itu selalu menyusahkan dan ngerjain orang lain dengan kebodohan-kebodohannya. Keluarga dan temen-temen deketnya udah tau banget tabiatnya. Tapi dia baik, dengan kebaikannya itu, dia selalu memberi uang atau mentraktir orang yang habis dikerjainya. Aku bukan mau cerita tentang isinya, tapi aku mau cerita tentang nilai-nilai di dalamnya. Kalo ceritanya, baca aja sendiri! ^^

Disini diperlihatkan, bahwa kalau kita membuka mata dan melihat kanan kiri, banyak sekali tempat yang belum kita jamah. Seorang Pidi, dia selalu membantu orang-orang di sekitar dia yang membutuhkan. Tapi tidak dengan Cuma-Cuma. Pidi senang dan orang yang dibantu pun senang. Orang yang dibantu pun jadi tidak seenaknya, tidak meminta-minta, tapi juga tidak gengsi kalo mereka pun butuh.

Kalo dilihat dari masyarakat sekarang, melihat orang kaya, orang-orang miskin akan berbondong2 datang minta bantuan. Realita banget, ada satu orang yang dibantu karena butuh, lalu ada orang miskin lain yang tahu, dia akan datang ke tempat si orang kaya dan berkata, “Bu, saya miskin juga, kok ga dibantu?” Ya Allah, segitu rendahnya kan mental bangsa Indonesia? MINTA dibantu, bukannya usaha sendiri. Aku pribadi malu untuk minta-minta ke orang lain, jangankan minta, nebeng aja suka nggak enak. Mendingan mengusahakan untuk punya sendiri dibandingkan minjem orang lain. Dan biasanya, orang yang MINTA DIBANTU itu juga orang yang MAMPU sebenarnya, dan tidak terlalu miskin. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Memang, sebagian dari harta orang kaya adalah milik orang fakir, tapi toh maksudnya bukan untuk disantuni terus, tapi untuk dibantu sampai mereka bisa mandiri dengan pekerjaan sendiri yang mencukupi. Ini yang masih belum dicerdaskan di masyarakat luas.

Susah juga sebenernya, soalnya orang2 yang miskin dan dibantu tersebut juga suka pamer. Maksudnya gimana? Mereka pamer ke temen2 di sekelilingnya kalo mereka dibantu oleh si A, makanya yang lain pun minta untuk dibantu. PR juga memang untuk orang kaya, kalau niat untuk membantu, siapin untuk banyak orang, kalo Cuma punya uang pas-pasan, mendingan nyumbang ke rumah zakat atau rumah yatim aja, jangan membantu individually.

Jadi Inget karakteristik orang-orang yang mesti disantuni, ada jompo, yatim, janda yang ditinggal mati suaminya dengan tanggungan banyak. Tidak ada itu yang namanya ngasih bantuan ke orang yang punya pekerjaan tetap dan berkecukupan. Pengertian miskin suka disalah artikan oleh masyarakat sekarang. Kekurangan sedikit, diartikan miskin. Aku juga kekurangan loh, kurang hedon! Apa aku juga bisa masuk kategori miskin?? Hehee.

Kembali ke Pidi, dia selalu seimbang, memberi dengan apa yang sudah dia lakukan. Dia tidak pernah menyusahkan orang lain, kecuali dengan membuat orang lain senang. Biasa sih, tapi kalo sambil membaca ceritanya jadi suka geli sendiri. Dia melakukan dengan caranya yang tidak biasa.

Mimpi? Aku punya mimpi, mencerdaskan masyarakat. Miskin, bukan berarti bodoh, bukan berarti selalu mesti dibantu, bukan berarti bisa dijajah lagi, bukan berarti tidak siap untuk era globalisasi. Pencerdasan, bukan hanya mahasiswa yang perlu dicerdaskan, lebih luas lagi masyarakat kecil wajib mengetahuinya, karena mereka lah first line yang akan terlibat langsung dengan pensosialisasian dengan masyarakat lainnya. Subhanallah, PR yang seharusnya menjadi mimpi kita bersama. ^^

sang pemimpi....




Angkat jempol deh buat Riri Riza, Mira Lesmana, dan Andrea Hirata atas kolaborasi buku, sutradara, dan produser film sang pemimpi. Sumpaaahh keren abis!! Aku sebagai penggemar laskar pelangi, yang sampai sekarang belum selesai2 baca Sang pemimpi, udah ngerti banget gimana ceritanya tanpa harus menghabiskan bukunya. Ceritanya yang emang bagus, kemasannya yang apik, dan peranannya yang oke itu cukup membuat aku menempatkan Sang Pemimpi sebagai jawara film tahun ini. Film ketika cinta bertasbih dan emak ingin naik haji aja lewat! Nilai-nilai nya jelas terlihat, bisa menyemangati orang yang sedang down, tapi kesan menghiburnya juga banyak. T.O.P B.G.T dah! ^^

Seorang Arai yang selalu bersemangat, tidak pernah berhenti bermimpi. Yah, mimpi! Awal mula dari segala pencapaian. Mimpi, bahkan seorang presiden SBY pun mungkin dulunya pemimpi menjadi presiden. Mimpi, satu keinginan besar, yang untuk mencapainya pun akan banyaak rintangannya. “Jangan kau sangka mencapai mimpimu itu mudah”, kata Pak Muhtar, tokoh guru yang galak di SMA nya Arai, Jimbron, dan Ikal. Memang benar, dengan mental yang tidak kuat, kamu akan jatuh di tengah jalan, seperti Ikal yang bermimpi sekolah di Paris, karna merasa jalannya itu sulit, dia memutuskan untuk putus sekolah, dan menjadi pelaut. Dia mencari jalan pintas, agar mimpi ke Parisnya itu tercapai.

Hidup akan lebih berwarna ketika ada mimpi, bisa dibilang, mimpi itu tujuan hidup. Fokuslah menggapai mimpi. “Masa muda, masa yang berapi-api”, kata bang haji Roma Irama. Masa muda, bukan focus terhadap mencari pasangan, mencari pacar, mumpung berapi-api, manfaatkan ke tempat yang semestinya. Tapi tetep hati-hati juga dalam setiap bertindak! Semangat sih boleh, tapi tetep harus diperhatikan faktor XX nya, jangan sembrono. Baca dimana ya, pokoknya aku pernah denger gini, secara tidak sadar kita sering membantu orang lain meraih mimpi, tapi mikir, apakah mereka yang kita bantu bahkan membantu menggapai mimpi kita? Oh iya, itu kata Mario teguh! Jadi kita pun harus berhati-hati. Mimpi boleh besar, tapi hati-hati dimanfaatkan oleh orang lain. Dan ketika mimpi sudah tercapai, buatlah mimpi yang lebih besar! Jangan berhenti bermimpi dan jangan takut untuk bermimpi dan jangan sampai sekalipun berhenti untuk mewujudkan mimpi!

Satu bait lagu yang sangat aku suka, “mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia”.. kalau kamu punya mimpi dan teguh mencapainya, pasti kamu akan mendapatkannya! Selalu bersemangat dan jangan biarkan kamu jatuh sekalipun! J teruslah bergerak, karna ketika diam, berarti kita mati! ^^

Yuk bersatu kader-kader muslim! insyaAllah kalo tujuan dan mimpi serta usaha kita bener, akan diijabah sama Allah. Semangat meraih mimpi! =)

feedback for sema 2010

Banyak buku Benny Rahmadi (sebenernya gak bisa dibilang buku juga, soalnya isinya ilustrasi semua) yang menghibur dan cukup membuka mata saya terutama tentang betapa luasnya kehidupan. Ada “Lost in Bali” dan buku tentang karakteristik Orang Jakarta yang membuat saya tersenyum2 membacanya serta ditambah bumbu2 nyindir. :p Satu buku juga yang saya kutipkan adalah “Dari presiden ke presiden”. Buku ini bagus dan recommended buat para pemimpin2 terutama untuk kembali merecharge dan mengingatkan untuk apa menjadi pemimpin?

Buku part 1 tentang tingkah polah elite politik. Di dalamnya Benny membahas kepemimpinan 4 Presiden, Habibie, Gusdur, Mega, dan SBY dengan warna yang berbeda2. Saya mempointkan beberapa halaman yang menurut saya itulah realita yang ada bahkan di dunia perpolitikan mahasiswa.

“susahnya nyari pemimpin”
“ga semudah ngulek sambel kacang” (di ilustrasinya ada mbok2 lagi ngulek)
“padahal semuanya orang hebat, orang2 nomor 1”
“tetep aja orang kayak gw Cuma kebagian pedesnya”

Ganti presiden, berarti ganti kebijakan, bener ga? Berarti ganti yang ngulek, berarti yang dirasain rakyat kecil pun beda2, ada yang pedesnya doing, ada yang bawangnya doing, bahkan ada yang aromanya doang. Emang kapan sih kerasanya? Di awal pemerintahan semua orang euphoria, berharap ini adalah perbaikan buat nasib rakyat semua. Di tengah2 mulai ada intervensi orang luar, entah itu dari antek2nya kabinet lama atau dari kabinet yang baru mau mencalonkan untuk pemilihan selanjutnya (biasa, yg mau nyari2 kesalahan dulu biar punya power buat pemilu selanjutnya). Dan dengan intervensi itu juga rakyat pun mulai dipanas2i untuk menjadi kontra dan kritisi yang berlebihan. Di akhir2 mau turun makin banyak rakyat yang panas minta turun presidennya dan diganti yang baru. Dan ketika presiden yang baru naik, siklus tadi berulang lagi.

Kalo di perpolitikan kampus mah gak selebay ini, jadi memang gak bermasalah, Cuma yang harus paling diperhatikan, diawal dan di akhir. Begitu besar harapan mahasiswa dengan pemerintahan yang lebih baik lagi. Inget banget pas di awal kepengurusan kang andri yang masih banyak mahasiswa yang apatis dan kang andri mau mengubah itu semua dengan keaktifan 100%. Berhasil? Berhasil dong pastinya.. Dengan targetan tersebut, berarti kang andri menitik beratkan pemerintahannya di bidang kaderisasi dan UKM, benar? Benaar! =p Nah, bagaimana di akhirnya? Saya yang termasuk di dalamnya, gak terlalu merasakan adanya kesalahan. (biasalah, biasanya malah orang luar kan yang ngerasain kejanggalan2 dan kenegatifan itu). Tapi akhirnya mata, telinga, dan hati saya terbuka. Target boleh saja berhasil, tapi ternyata karena focus dengan itu, masalah baru pun muncul. Yang paling ekstreme itu yang habisnya dana kemahasiswaan. Kenapa? Yah, semua orang kayaknya udah tau factor utamanya. Dana yang direncanakan di proposal tahunan ga sama dengan yang dikeluarkan pas acaranya. Ga ada yang memfixkan ke rancangan anggaran proposal tahunan. Factor lain, banyak sekali perjalanan dan pendelegasian yang dilakukan setiap UKM dan seksi2, yang di proposal tahunan itu tidak pernah dicantumkan (karna hanya mencantumkan dana untuk program kerja saja) sehingga menurut saya menghabiskan hampir seperempat dana yang ada. Bayangin aja, satu seksi minimal ada 2 perjalanan, tiap perjalanan dilakukan oleh minimal 3orang, jadi minimal ada 6 orang di tiap seksi. Kalo ada 9seksi, berarti ada 54 orang yang didanai untuk perjalanan. Anggap aja 1 orang minta 1juta, jadi udah 54juta, bukan? Itu baru seksi, gimana dengan 18 UKM?
Ada lagi, konsumsi. Pada pembuatan proposal, dana yang diminta dengan barang yang diminta itu suatu hal yang beda, bukan? Padahal itu sama saja. Apa maksudnya? Jadi misalnya, saya buat proposal minta dana 10 juta, plus konsumsi untuk 100 orang (yang jika diuangkan menjadi 1juta misalnya). Nah, berarti saya minta dana bukan 10juta dong, tapi 11juta, iya ga? Tapi hal itu yang nggak diketahui mahasiswa, yang lagi2 membuat dana habis, walaupun hanya sekian persen.

Saya sendiri merasa sangat kecewa. Kenapa? Kalo ga salah, di proposal tahunan saya minta dana ratusan juta, tapi ketika saya mau menggunakan itu di akhir tahun untuk hublu expo, studi banding, munas, dan acara2 lainnya, saya nggak mendapatkannya. Memang salah saya juga, kenapa ga minta di awal2, tapi saya tetap merasa gak adil. Saya hanya menggunakan paling banyak 10juta, which means 5-10% dari total anggaran yang saya buat, itu sangat menghambat buat saya.

Memang sih, mahasiswa FK Unpad sudah terprogram punya dana kemahasiswaan yang cukup besar (bukan cukup lagi, tapi banyak banget), jadi susah untuk mereka untuk mandiri. Pengen banget belajar untuk mandiri, mungkin kita bisa belajar dari unud, yang sangat keren karena mereka sering membuat acara2 skala nasional dan internasional dengan dana yang besar dan mereka selalu bisa menutupi itu. Jangan jauh2 deh, belajar aja dari unisba, dana kemahasiswaan mereka bahkan ga sampe sepuluh persennya dari Unpad, tapi mereka bisa melakukan kegiatan2, kemahasiswaannya pun jalan. Itulah hal yang ingin saya capai di studi banding YANG TIDAK TERLAKSANA KARENA DANA. Mudah2an bisa dilaksanakan di tahun berikutnya oleh Ribonk dan kawan2.

Kecewa saya yang kedua, saya merasa saya sebagai hublu, anggota bidang tiga merasa di anak tirikan. Kenapa? Kemahasiswaan yang tidak seimbang menurut saya. Gak hanya saya, tapi semua seksi di bidang 3 merasakan hal itu. Kalo ibaratnya kamar tidur utama, ruang tidurnya itu diperuntukkan untuk bidang 1, sedangkan kamar mandinya untuk bidang 3. Saya merasa kegiatan social, kegiatan berhubungan, dan kegiatan informasi hanya sebagai pelengkap, bukan sebagai tempat orang mengeksplor diri seperti dilakukan di bidang 1, padahal itu penting bagi kami. Saya bukan ingin seksi2 di bidang 3 diberikan jatah di ruang tidurnya. Saya berharap senat pilih kamar tidur yang nggak punya kamar mandi, sehingga posisi setiap bidang sama, dan kaitan, kesinergisan, serta kekompakkan setiap bidang bisa lebih terasa. Semoga di pemerintahan selanjutnya, tidak ada lagi yang merasa ditirikan seperti kami. =p
Zaman Gusdur adalah zaman yang paling karut marut menurut saya. Dari mulai nepotisme. Waah, terkenal banget kan pas jaman itu, era nya bagi2 kekuasaan. Ckckckk, dari mulai utak-atik kursi di departemen2 sampai membuat banyak sekali badan2 dan dewan2 baru yang gak jelas esensi dan efektifannya buat apa. Kenapa? Karena banyaknya bisikan2 yang ada di belakang presiden itu sendiri. Apalagi presidennya kayak gitu, ngomong doang, no action, terbukti di rapor 100 harinya yang masih banyak sekali merahnya. Kalo di pemerintahan kampus saya, saya kira gak ada yang begini. Saya yakin kok di setiap diri ketua senat pasti memilih orang2 yang kira2 tepat untuk melanjutkan perjuangan orang2 sebelumnya. Begitu juga dengan ketua2 nya, dengan gaya kepemimpinan masing2, bisa memajukan FK Unpad dengan targetan dan caranya masing2.

Saya sebagai masyarakat FK Unpad sangat berharap terjadi kesinergisan di dalam SeMa selanjutnya dan tidak ada lagi ke”lose”an yang terjadi karena terlalu focus pada hal tertentu. Semoga berhasil Senat Mahasiswa 2010! =)

Be a great Wife! (pArt 2)

# 5. PEKA UNTUK MEMINTA RIDHA DARI SUAMI, PERASAANNYA KUAT DAN TAJAM, RELA BERKORBAN, MENDAHULUKAN SUAMINYA DIBANDINGKAN DIRINYA. Maksudnya dia peka terhadap apa yang terjadi pada suami, jangan cuek aja kalo suami punya masalah. Memberikan semangat dan pundaknya, karena pundak istri sangat dibutuhkan seorang suami. Lalu nyambung dengan emansipasi wanita, seorang wanita karir pun pasti sangat mengetahui bagaimana posisinya terhadap suami. Hanya wanita arogan lah yang mendahulukan kepentingannya, seperti bekerja terlalu keras, yang akan menghancurkan rumah tangganya sendiri. Satu lagi yang perlu diperhatikan, istri yang baik tidak akan membawa kejelekan suaminya atau rumah tangganya keluar, bahkan ke orangtua sekalipun. Nah, yang ini mungkin agak susah ya. Kalo ada apa2, bawaannya kan pengen cerita ke orang lain dan pengen mencari ketenangan. Aku sendiri pasti cerita sama ibu kalo ada sesuatu. Kalo gitu, dipersempit, boleh cerita kepada orang yang tertutup, seperti ibu.

# 6. HEMAT, TIDAK BOROS, INTINYA PANDAI MENGATUR KEUANGAN, TIDAK BERLEBIHAN JUGA DALAM HAL PAKAIAN, PERHIASAN, DAN JAJANAN. Setuju banget! Tapi suami juga harus member dengan porsi yang pas juga. Wanita itu fleksibel (kalo aku sih ngerasanya gitu), ketika dikasih pas-pasan, yang dipakai pun pas-pasan, dan ketika dikasih cukup banyak, yang dipakai pun akan sesuai. Nah, untuk pakaian perhiasan, jajanan, berlebihan itu relative. Kalo jadi istri pejabat, it’s a must. Kalo jadi istri dokter, yah minimal punya stel-an yang bisa dipake untuk pertemuan2 dokter. Berelbihan disini maksudnya bukan jajan ini itu untuk dipamerkan kayak di sinetron2. Kan di sinetron mah gitu ya? Ibu2 arisan ngumpul, pada pamer berlian2 baru, heheuu. Beli perhiasan boleh, karena pada dasarnya wanita senang akan perhiasan dan keindahan, tapi bukan beli atas dasar gengsi2an.

# 7. MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRI, MERAWAT DAN MENGHARUMKAN RUMAH, DAN MEMBUAT RUMAH JADI NYAMAN. Biasanya anak kosan nih yang udah akan terbiasa akan mengindahkan, merapikan, dan membersihkan rumahnya sendiri. Bukan itu aja, aku pribadi merasakan sekali menjadi anak kosan itu belajar nyuci, belajar masak makanan rumah (apalagi kalo duit lagi tipis! Hehee), belajar kerumah tanggaan lah. Apa yang ga boleh, cara-cara nyetrika yang bener, cara2 menata piring2 dan gelas di lemari, cara menata meja makan, itu juga dipelajari, tapi bukan di kosan tentunya, itu dipelajari di rumah. Makanya, kalo di rumah sering2 bantu ibunya yah, kawan! Hohoo. Nah, untuk kecantikan diri, seiring menjadi dewasa, itu hal yang harfiah kok. Apalagi kalo lagi falling in love, wuiiih, pasti merawat diri dan mempercantik diri abis-abisan! Nah, kalo udah jadi pasangan suami istri harus tetap dijaga tuh perasaan falling in love nya, supaya si istri akan selalu merasa jatuh cinta setiap hari dan berusaha selalu tampil cantik di depan suami. :p

# 8. BERTERIMAKASIH KEPADA SUAMI ATAS KERJA KERASNYA, SELALU MENDOAKAN SUAMI, DAN BERBAKTI KEPADA KELUARGA SUAMI. Yang ini nih, belum kepikiran gimana. Belum kebayang kalo belum jadi istri! Hehee. mungkin bisa tercermin dari kehidupan sehari-hari kali ya. Kalo orangtua atau ada orang yang berbuat baik ke kita, atau member sesuatu ke kita, selalu ucapkan terima kasih dan memberikan pujian. Jangan gengsi2 ngomong.

# 9. SABAR, SELALU BERBUAT BAIK DENGAN TIDAK MENGHARAPKAN IMBALAN, MENJAGA WAKTU DAN MENGERTI UNTUK APA, DAN MENGAJAK PEREMPUAN2 LAIN UNTUK SELALU BAIK. Sabar, nah loh.. udah berumah tangga nanti yang dipikirin lebih banyak lagi kan? Suami, anak-anak yang lagi nakal2nya, belum lagi urusan bersosialisasi, dll. Wah, emang ya sifat temperamen itu harus diredam dari sekarang, kalo tidak bisa kebawa sampe berumah tangga. Selalu berbuat baik, yaa ini mah kesadaran pribadi masing2 bagaimana seharusnya berbuat baik kepada semua orang. Menjaga dan menghargai waktu, pastinya. Jangan memilih istri yang sering menghabiskan waktunya di mall dan jalan2. Jalan2 boleh, tapi sekedarnya saja. Bukan yang setiap hari jajan, makan, nonton ke mall. Beruntung cewe2 jatinangor jauh dari mall, jadi kebentuk untuk mengurangi sifat konsumtif dan main2. Sesekali boleh lah main ke bandung, jajan ke sushi tei, tapi gak setiap minggu juga. Fleksibel dalam menggunakan waktu, tapu juga tidak lupa untuk bergaul. Menurut saya yang sekarang adalah mahasiswa, mahasiswa yang baik, selain belajar, lebih baik difokuskan ke kegiatan kemahasiswaan. Entah itu di UKM2 ataupun di poros pergerakannya. Daripada waktunya dihabiskan untuk main dan menghabiskan uang. :p

# 10. MENJADIKAN PESAN UMMU ILYAS SEBAGAI METODE PRAKTISNYA. Pesennya Ummu Ilyas ada 10. Emang praktis, karna ada dalam tataran teknis, kita tinggal melakukan saja. Kesepuluh itu intinya memperlakukan dengan baik, mendengarkan dan menaatinya, menjaga dirimu dan dirinya, memelihara waktu makan dan tidurnya, menjaga harta, dan mengayomi keluarganya, dan menjaga rahasianya.

Super wife lah kalo ada wanita yang bisa 100% kayak gini tanpa cacat! Ckckckk. Tapi ya, setelah ditelaah telaah, ga ada loh yang tulisan yang menunjukkan harus bisa masak! Padahal aku udah belajar loh! Hahaa.

Ah, ga seru kalo Cuma dari sisi perempuan, ntar aku baca yang be a great husband biar seimbang! 

Oh iya jadi inget, ada sekolah pra nikah, yang rutin dibuat sama ITB. Mungkin isinya sama dengan buku-buku persiapan nikah yang ada di toko2 buku, kalo mau daftar biasanya dia ada di awal tahun dan tengah tahun, bulan februari atau agustus.

Be a great Wife! (pArt 1)

Aku melihat Buku ini ada diatas keyboard di rumahku. Inget banget, ini buku dipinjemin temennya si ibu waktu aku lagi nemenin si ibu main ke rumahnya, katanya biar ga bosen, baca aja tuh buku! Hehee. dulu ga aku baca banget, aku kasih ke bule’ku yang mau nikah supaya dia baca. Dan sekarang, buku itu kembali lagi ke tanganku, apa artinya memang aku harus baca? Hmm..

Siap ga siap, mau ga mau, jodoh itu akan datang. Kalo jodohnya lama, ya ga masalah, masih bisa nyiapin diri, tapi kalo jodohnya cepet, gimana? Sebagai kaum hawa, meskipun kita menunggu ada yang datang, kita juga harus ikhtiar, ya toh? Jadi ya ga masalah, dari sekarang mulai baca-baca buku yang beginian biar berilmu keistrian, biar ga salah jalur. 

Di buku ini, ada 20 karakteristik great wife, tapi banyak yang sejenis, jadi dirangkum2 sama aku jadi Cuma 10 poin, dan ini udah disentuh sama aku, jadi udah ga orisinil. Kalo menurut saya, jika memenuhi seluruh poinnya, bukan hanya jadi sekedar great wife, tapi super wife! Kenapa? Check this story out, supaya bisa ngerti kenapa super wife.

# 1. KONSISTEN DALAM MENJALANKAN AGAMA ALLAH LAHIR DAN BATIN, TANPA RAGU, MALAS, ATAUPUN NAFSU. TIDAK ADA MASALAH ANTARA DIRINYA DAN SUAMINYA DALAM HAL KETAATAN TERHADAP ALLAH DAN RASUL. SENANTIASA BERIBADAH, BERZIKIR, SEIMBANG DUNIA DAN AKHIRAT. Jelas sekali, agama adalah hal yang utama. Sholehah! Siapa yang tidak mau istri solehah? Istri yang beragama adalah perhiasan dunia yang terbaik (HR. Muslim). Makna sholehah sendiri bagaimana? Dia menjaga dirinya diluar ataupun di dalam rumah, senantiasa shalat malam dan membangunkan suaminya untuk bersama-sama shalat malam, melahirkan anak-anak yang shaleh dan bermanfaat dunia akhirat. Trus, apa yang bisa kita lakukan? Belajar, dan terus belajar tentang agama. Sampai saat ini, meskipun kakek saya adalah ulama, om saya adalah ustadz, keluarga saya dari islam yang kuat tapi fleksibel, dan saya juga keluaran semi pesantren, saya sendiri menyadari, masih kurangnya pengetahuan saya tentang agama. Bagaimana saya bisa mendidik anak-anak saya dengan pengetahuan yang hanya segini saja? Subhanallah. Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan? Menjaga diri. Yak benar sekali! Menjaga dari terjerumusnya diri kedalam pergaulan yang bebas. Hal itu dekat sekali dengan kita, dunia gemerlap (wah, ini aja saya udah tidak asing lagi dengan isinya, wong pernah! Hehee.), kissing, minum, petting, bahkan sampai berhubungan. Hal kecil, berpegangan tangan (dengan nafsu maksudnya) aja bisa sampe kemana-mana, ya kan? Wallahu alam.

# 2. AKHLAKNYA BAIK, SIKAPNYA TENANG, LEMBUT DAN FLEKSIBEL, UCAPANNYA BAGUS, SEDERHANA, KONSISTEN, TIDAK DENGKI DAN DENDAM, TIDAK MEMBANGKANG PERINTAH SUAMINYA, DAN TIDAK SOMBONG. Suami ingin mendengar kata-kata rindu, syukur, cinta dan kelembutan seorang istri. Wajar sih emang. Udah cape2 seharian kerja, pengennya di rumah di lembutin, dimanja, disenangi lah pokoknya. Suara wanita yang manja juga penting loh. Buat wanita, mandiri boleh, tapi tetep harus merendah jika bersama suami. Maksudnya merendah itu bukan yang negative, tapi selalu membuat suaminya merasa dihargai. Wahwah, makanya, dibelakang laki-laki yang hebat ada perempuan yang hebat. Perempuan lah tempat berlabuhnya suami, juga tempat pijakan kebahagiaan suami. Maka istri yang baik, akan selalu menjaga kebahagiaan suami. Tapi dengan catatan, suami juga harus membahagiakan, menyayangi, dan melindungi istri.

# 3. MENUNTUT ILMU, MENGETAHUI KEDUDUKAN ILMU, KEUTAMAAN, SERTA URGENSINYA, DAN MENGAMALKAN ILMU TERSEBUT, JUGA MEMILIHKAN ILMU2 YANG BAIK KEPADA ANAK2NYA. Jadi inget kata-kata dokter elsa, “nanti kalo kamu sudah punya anak, jangan ngasih anak ke baby sitter ato pembantu. Nanti pola pikirnya jadi pola pikir si pembantunya, yang diajarin ntar yang diketahui sama si pembantunya! Kalopun ada pembantu, dipake seadanya aja. Jangan pilih pembantu yang pinter, pilih aja yang bodoh, nanti diajarin dulu sama kamu, jadi pas ngurusin anak kamu, dia udah pake pola pikir yang kamu ajarin”. Uooo, jadi ibu harus pandai, no. 1 tadi udah cerdas agama, no.2 cerdas menyenangkan hati suami, nah no. 3 ini cerdas dalam berilmu, berwawasan luas, nyambung kalo duduk dimana aja, tapi tetep punya ilmu yang dia kuasai. Kalo dokter misalnnya, dia punya ilmu kedokteran dan mengamalkannya. Tetapi dia juga harus update berita dan isu hangat yang terjadi, tau jenis music dan film yang lagi popular, dan bisa diajak berdiskusi masalah kebudayaan. Pokoknya all in one. Kalo dari mahasiswanya atau dari kecil udah dibiasakan update Koran atau breaking news, pasti udah dewasanya juga kebawa. Mendidik anak, itu gampang-gampang susah katanya. Gampangnya kita bisa nentuin dan milih ilmu apa yang mesti didapat oleh si anak. Ilmu agama itu paling penting. Nah, susahnya adalah pengaruh lingkungan! Duhh, apalagi pergaulan anak2 jaman sekarang. Susah banget diawasinya. Nah, biasanya pola mendidik anak, secara tidak langsung akan dipelajari dari bagaimana orangtuanya mendidik dirinya. Saya misalnya, dididik oleh orangtua saya seperti ini, dan saya rasa ini berhasil untuk membentuk diri saya, sehingga saya akan menerapkan ini kepada anak saya. Dan biasanya, membentuk diri anak2 itu adalah seorang ibu, bukan ayah. Maka buat suami, pilih istri yang berakhlak baik dan yang dia inginkan anak-anaknya seperti ibunya.

# 4. MENGERTI KEDUDUKAN SUAMI YANG TELAH DIGARISKAN ISLAM, BIJAKSANA, MENUNAIKKAN KEWAJIBANNYA SESEMPURNA MUNGKIN SEBAGAI IBADAH TERHADAP ALLAH. Segala perintah suami yang tidak bertentangan dengan agama adalah wajib bagi istri. Ini hal yang harus dipahami. Perempuan kota, cenderung menganggap ini sebagai suatu kekangan. Padahal tidak. Perempuan butuh imam, sebelum memiliki imam, perempuan punya orangtua yang harus diimami. Perempuan adalah pengikut, tetapi pada jalan yang tepat. Jika dirasa jalannya tidak tepat, perempuan berhak menunjukkan kompas kepada sang imam, dan ketika sudah terlanjur salah, istri berkewajiban untuk membantu mencari arah. Walaupun seorang istri menjadi direktur di kantornya, di rumah dia tetap seorang istri, bukan seorang pemimpin. Saya sendiri paham betul dengan ini, melihat dari kedua orangtua saya, jika ayah saya bilang tidak, walaupun si ibu ngomel2, beliau tetep nurut dan menjalankan apa kata ayah.

Rabu, 09 Desember 2009

Gara2 belum tidur, jadi pikiran kemana mana

00.58, kayanya jadi kebiasa tidur dini hari gara2 belajar ujian. Lagi keingetan ayah sama ibu. Lebay banget tapi, biasanya juga jauh dari ayah ibu, aku di nangor dan ibu ayah di lampung. Sekarang juga sama2 jauh, tapi lebih jauh dan gak kejangkau sama aku, jadi lebih was2 dan cemas aja (padahal mah belum tentu si ibu sama ayah cemas mikirin aku juga! Hehee).

Jadi inget, sebelum berangkat aku nitip doa sama ibu, aku menyerahkan satu halaman penuh permintaan doa supaya dibacain nanti sama ibu pas nyampe tanah suci. Doanya aku ketik lohh. (Hehee, trus kenapa?). Aku menulis 7 poin disitu, minta doa buat aku sendiri, ayah ibuku, dan keluargaku. Aku inget, doa yang paling panjang itu ada di poin jodoh! Hahaa. Segitu aja masih direvisi lagi sama bibi Widya yang ngebaca doa itu sebelum dikasih ke si ibu. Dasar si bibi! :p

Tapi ditinggal ibu sama ayah jauh gini, otakku jadi makin mature, kenapa? Karena aku jadi mikir yang aneh2, gimana kalo ternyata ayah sama ibu ga balik lagi? Jujur, aku sendiri masih bingung kalo hal itu terjadi. Men, aku udah 20tahun, tapi kalo aku disuruh tegak sendiri tanpa ada backingan ayah sama ibu, aku ga yakin bisa maju! Kalo mereka ga ada, kan aku yang ngurusin si adek, ngurusin rumah, ngurusin kuliahku sendiri. Huhuuu. Kalo masih fisik, masih kuat lah, tapi soal mental sama pikiran, belum bisa. Kelihatan banget aku masih kecil dan rapuh, masih jadi tulang cartilage, belum jadi osteon seutuhnya. Aku emang mandiri, udah jauh dari orangtua sejak di IC, which means hampir 6tahun yang lalu. Tapi ternyata itu gak membuat aku tegak seutuhnya. Apa2 masih nelpon ibu, sampe hal yang kecil sekalipun. Wah, belum siap lah kalo disuruh nikah sekarang! Loh? Kok nyambung kesitu? Tapi iya juga, makanya jarang yang nikah pas kuliah salah satu alasannya ya itu, maturity. Kalo soal ngurus rumah sih gampang, masak gampang, bebersih rumah cetek, bayar ini itu gampil, tapi yang lain? (yang lain itu apa yah? Hehee.)

Aku pernah bilang sama ibu, “bu, ntar firsa nikahnya sebelum 26 ya bu, sebelum si ayah pensiun”, dan ibu berkata, “ya tergantung, kapan aja jodohnya datang”. Nah lo? Kalo jodohnya dateng sekarang, berarti boleh dong? Hahaa. Minta dipecat jadi anak ni anak (mungkin gitu kali ya dipikiran ayah! Hehee). Pasti orangtua maunya anaknya jadi “orang” dulu, baru dipinang sama orang lain, dan aku sendiri pun gitu, meskipun pas koas udah ada gelar sarjana, uda jadi “setengah orang”, tp aku belum mau, tapi wallahualam, liat aja nanti gimana. Doain aja ya dapet yang terbaik dan dapet dokter yang baik.. 

Kembali ke ayah dan ibu, tapi beneran, 28 hari itu berasa lama banget nget nget! Ini baru 2minggu, tapi kayaknya udah berapa bulan gitu! Gitu ya kalo udah cinta, kalo ga ketemu sehari aja bagai sebulan, seminggu bagai setahun, sebulan bagai seabad! Hmm, sebenernya yang dikangenin itu oleh2nya! Hehee. Dapet air zamzam yang berkah sama kurma isi almond favorit. Udah kok cukup itu aja! Hihihiii.
Oia, beberapa hari yang lalu dapet kabar si ibu flu, heuu. Semoga hari ini ibu udah sembuh, sehat walafiat dan bisa ibadah lagi sampai puas. Mumpung ada disana kan, harus dimanfaatin sebaik-baiknya.. :D

Ibu, ayah, firsa sama alwan kangen banget. Hati-hati ya bu disana, doain kita supaya selalu jadi anak soleh dan solehah dan selalu berbakti sama Allah, ibu, dan ayah.

kiss dari kita *cups*

Senin, 07 Desember 2009

sedikit tulisan

Lebaran haji taun 2009 ini aku pulang ke Lampung, ga ada ibu ga ada ayah, tapi aku pengen aja pulang ke Lampung, nengokin adek ceritanya. Tapi dasar si adek, kayaknya dia mau ditengok mau nggak juga gak ngaruh. Huff, yaudah kalo gitu, aku menenangkan diri aja di rumah, bener-bener santai, kagak ada itu urusan senat, urusan kosan, urusan cowo, dan lain-lain. Pokoknya di rumah tenang, ngerjain case review, ngobrol2 sama mbah, sama baca2. Dan sekarang, aku lagi duduk berdua di meja makan sama mbah putri, yang usianya udah 75tahun, yang nemenin aku makan malem.
Sebelumnya, aku habis solat magrib dan nangis sangat kejer karena inget sama ayah ibu yang lagi di mekah sekaligus sedih karna adikku ga mau solat! Heuu. Jadilah setelah nangis aku sangat lapar, ditemenin mbah aku masak nugget dan makan dengan sayur asem.
Berawal dari pertanyaan iseng, “mbah waktu masih muda kepengen anaknya jadi apa sih? Pilot gitu atau apa?” dan darisitu cerita dimulai, jadi ceritanya si mbah dulu pengen pakde pur jadi pilot (widiih, pas banget ya sama pertanyaannya! Ehehee). Oia, sebelum lanjut, dikasitau dulu, jadi mbah putri ku ini ibunya ayahku. Beliau punya 5orang anak, pakde pur, ayahku (yanto), om nomo, om hodo, sama bule astri. Dan berlanjutlah cerita, mbah mah dulu tamatan SR aja (sekolah rakyat), mbah kakung juga. Dulu mbah sekolah sampe kelas 2SMP, tapi berhenti gara2 gak punya uang.. (duh susahnya sekolah jaman dulu). Dulu mbah kakung kerja di belitang di PU, tapi namanya juga PNS tamatan SR, gajinya ya kecil. Dulu buat nambah2, abis pulang kerja mbah kakung buat bata, ato ga kerja di sawah, begitu juga dengan anak2nya yang cowo. Jadi dari kecil mereka udah usaha sendiri. 
“Trus kalo ayah dulu gimana mbah?” Katanya, ayah itu dulu pinter banget di sekolahnya! Dari mulai guru, temen2nya, sampe Bangsawan di kampong sayang sama ayah karena dia pinter. Suka dikasih buku bacaan dan sejenisnya. Ke sekolah dulu naik sepeda. Tapi si mbah buat beli satu sepeda aja harus jual sawah. Mbah juga ga punya motor (ternyata motor udah BANYAK yg punya dari jaman dulu, beda sama mobil). Sampe2 mbah diejek sama temen2 kantornya karna ga mampu beli motor. Tapi mbah cuek aja karena anak itu yg utama katanya. Mereka harus berhasil, baru mbah tenang. Dulu sekolah di kampung ga banyak yg pake sepatu. Si ayah punya satu sepatu, tapi lebih sering nyeker kalo sekolah. Buku kan masih jarang banget, jadi nulis pun ga pake buku, pake papan yang langsung hapus. (kalo dipikir2, jagoan ya org jaman dulu! Tulis langsung hapus, jadi mereka ga punya catetan, kalo mereka lupa kan ga bisa buka2 catetan, makanya hapalannya kuat jaman dulu. Anak jaman skrg mah cepet lupa, factor makanan juga sih banyak MSG nya. Ah udah ah, jd kemana2 nih tulisan! :p )
Oh iya, makan juga susah katanya. Makan ayam seminggu sekali, padahal aku disini setiap hari makan ayam. :p Pantesan si ayah suka cerewet banget kalo aku males makan. Harusnya aku tuh bersyukur bisa makan apapun bebas, tapi malah akunya yg ga mau makan. Dulu ayah mah mau makan banyak aja mikir. Pantesan dulu si ayah kurus! :P tapi sekarang ayah jadi gendut. Soalnya kalo aku, ibu, sama adek dulu ga abis makan, dia yang ngabisin! Hehee. Tapi sekarang aku tinggal jauh dari orangtua dan adikku juga udah besar, jadi si ayah ga pernah ngabisin makanan lagi tapi tetep aja gendut! Hehehee.
Perjuangan banget lah si mbah, dia bilang, mbah kakung dulu pernah bilang, “aku lulusan SR, tapi aku harus nyekolahin anak2ku sampe SMA” dan alhamdulilahnya kesampean. Seorang kampung tamatan SR yang Cuma PNS kecil akhirnya bisa menyekolahkan semua anaknya sampe SMA. Pakde pur disekolahin ke Palembang, trus dia melanjutkan sekolah perawat disana. Ayahku dibuang ke bandung, disekolahin di STM PU. Om nomo ke semarang. Om hodo sama bule astri aja yang tetep di kampung.
Selama di Bandung, ayah Cuma dikirimin 60ribu sebulan untuk makan, bayar kos, sama bayar sekolah. Waah, jagoan! Sekarang aku aja satu juta sebulan buat makan sama jajan sama fotokopi doang. Beli buku minta lagi, bayaran minta lagi, kosan juga, trus kalo ada yg insidentil2 juga minta lagi. Kalo dipikir2 boros banget ya aku. Gaya hidupnya ga bisa diubah, ga bisa jadi anak kosan. Anak kosan aja gini apalagi ntar. Harus berapa penghasilan aku? Tiga juta minimal kayaknya. Hehee. Itu buat aku sendiri. Kalo udah berkeluarga, minimal kayanya 7juta deh sebulan. Makanya aku mau mencari suami yang sepadan, yang bisa ngimbangin aku, tapi juga bisa ngedidik aku supaya ga boros! Hehehee. :p
Sampe akhirnya ayah bisa kuliah s1, trus s2, itu juga karna usahanya sendiri. Subhanallah ya, orang2 jaman dulu pada tangguh! Dan karna pengalaman juga, ayah bener-bener pengen anak-anaknya makmur, makan yang banyak yang bergizi, sekolah di tempat yang bagus, walaupun mahal dan bayarnya mpot-mpotan, pengen anaknya beragama dan berhati sensitive dan baik ke semua orang. Ayah selalu berusaha mencukupi itu semua, sehingga keluarga kami cukup tapi tidak berlebih. Selalu cukup kalo aku minta lagi uang jajan, kalo aku minta lagi duit beli buku kedokteran yang tebal dan mahal, stetoskop yang hampir 1juta, selalu cukup untuk pendidikan, semahal apapun. Ayah ga ngajarin untuk lebih dalam hal jalan-jalan, foya-foya, punya mobil sendiri waktu kuliah, atau bersenang2, tapi ibu yang ngajarin itu! Hehee.
Ayahku, dari pengalamannya juga jadi orang yang sangat baik ke semua orang, disayang sama masyarakat di sekitar rumah, anak buahnya, pokoknya orang-orang di sekitarnya. Ayah yang sabar, selalu jadi panutan, tapi sangking sabarnya jadi kita yang gregetan karna ayah ga gerak2! Ayah yang saying sama keluarganya, protektif tapi nggak over. Pengen banget punya suami kayak ayah. Love you dad! 
Aku suka merasa jahat banget sama ayah sama ibu. Aku males banget belajar, ga rajin. Aku mulai jenuh belajar sejak di FK. Entah kenapa, meskipun aku masih bisa mempertahankan IPK ku diatas 3, tapi tetep aja aku merasa aku sangat ga maksimal. Bukan aku banget yang udah puas Cuma dapet IPK segitu. Aku yang biasanya ambisius selalu mau jadi yang terbaik, yang termasuk jajaran atas top ten, sekarang ga punya motivasi itu lagi. Gatau, aku capeee, tapi semakin aku begini semakin aku merasa bersalah! Bener-bener, aku bukan orang yang bisa dikontrol! Tinggal nge kos, membuat aku merasa jadi semakin liar. Liar organisasi, pulang malem terus, ga belajar, dan prioritas utamaku adalah organisasi! Owwwwww GOD! Ya Allah, tolong aku, jagain aku terus.. 
Ngedenger cerita mbah itu aku jadi sedikit tersadar dan lumayan men charge semangat buat belajar. Apalagi bentar lagi mau ujian. Hayuu cha, bismillah! 

Berjuang. Berusaha. Semangat. Bismillah!
Salsabila Firdausia, (DR.,dr., SpPD, MPH)