Minggu, 31 Januari 2010

Sedikit flashback..

National Leadership Youth Camp, di sela-sela kepadatan jadwal di kepengurusan senat mahasiswa yang baru, dengan nasehat ibu untuk hati2 (takut aku terjerumus ke aliran yang aneh2! Haduh, dasar si ibu!), dan daftar yang mendekati dateline (17.58, padahal batasnya 18.00), akhirnya bisa juga aku ikut acara yang super dahsyat ini! Sangat menginspirasi dan sangat menambah variasi keterbukaan.

Diawali dengan perkenalan dengan teman2 baru NLYC, ketika itu aku agak merasa salah masuk, karena teman2 disana yang ikutan adalah akhwat2 dan ikhwan2 yang aktivis DKM gitu (kelihatannya), sedangkan aku orang biasa aja, yang masih kalo salaman sama laki2 sentuhan tangan, kalo manggil masih nyolek2, masih suka rebutan barang sama temen lain jenis, duduk sebelahan di bis sama temen cowo, pukul sana sini, dan hal-hal lain yang masih mencerminkan bahwa I’m not like all of people there! Bener-bener merasa anomaly di antara para ikhwan dan akhwat yang sangat menjaga disana. Heheuu.

Aku benar-benar bertekad dari awal untuk mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya. Aku seorang pemimpin, tapi aku sangat mengenal diri aku sendiri, aku tahu aku bakal kehilangan arah kalo kemampuan soft skill aku nggak di charge! Aku berniat untuk focus me-recharge diri untuk persiapan memegang amanah sebagai ketua bidang 3 senat dan humas ISMKI (ikatan senat mahasiswa kedokteran Indonesia), Maka dari awal pemilihan presiden dan perwakilan rakyat pun aku pasif, sepanjang perjalanan materi pun aku pasif, karena dengan begitu aku bisa menyimpan materi secara optimal. J

Berbeda dengan pelatihan kepemimpinan yang pernah aku lakukan, NLYC bukan hanya membuat pesertanya berpikir seperti pemimpin, tetapi juga membuat kami menjadi Pembina! Disini, mataku pun terbuka sangat lebar, bertemu dengan orang dengan berbagai karakter dari berbagai universitas dan jurusan membuatku lebih memahami terutama untuk apa aku menjadi dokter! Jika dibandingkan dengan LKMM ISMKI, di LKMM aku merasa aku adalah pemimpin, dan aku punya cukup bekal sebagai pemimpin. Aku akan menjadi petinggi di bidang kesehatan, aku kenal IDI, Depkes, dan WHO, dan aku akan mengatur bagaimana dokter-dokter seharusnya. Aku akan bekerjasama dengan dokter-dokter yang lain, aku tidak tahu bagaimana kondisi sector lain di bidang kesehatan dan bahkan aku nggak tau bagaimana kondisi teman-teman kesehatan lain diluar kedokteran. Aku seorang pemimpin, dan aku wajib memiliki kompetensi sebagai pemimpin dan aku harus bisa membuat kebijakan yang baik dengan materi-materi yang sudah diberikan. Membuat suatu program bersama dengan kepemimpinan yang aku punya. Saklek! Hanya materi yang aku dapat. Namun di NLYC, aku merasa aku bagian dari Indonesia, aku melihat realita-realita yang ada di negaraku, aku tidak diberi materi, aku diberi fakta! Aku melihat Indonesia dari sisi pembicara. Aku merasa sepulangnya dari NLYC aku wajib membangun bangsa, membina orang, melakukan satu hal yang bersifat membina! Aku ingin semua maju, aku ingin kita semua memajukan semua sector bersama dengan saling berpegangan tangan, melangkah bersama dengan irama yang sama. Dengan keselarasan agama, alam, dan hubungan antar manusia, menurut prof. Akhmeloka, hidup akan mencapai keseimbangannya. Dengan rencana jangka panjang dan menengah yang dijelaskan oleh pak Taufik dari Bapennas, aku akan bisa membangun masyarakat kecilku secara bertahap seiring dengan rencana yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Dengan sejarah dan realita masa kini yang dijelaskan oleh Prof Mansyur, aku jadi tahu apa yang seharusnya aku lakukan saat ini berdasarkan sejarah yang ada. Sejarah itu penting, karena aku suka sejarah! Hehee. Sejarah itu penting, karena dengan sejarah, kita bisa melihat perkembangan yang sudah kita lakukan, statis ataukah dinamis. Aku harus tahu, apa sejarahku yang sesungguhnya! Aku mahasiswa kedokteran, dokter sutomo perintis kebangkitan bangsa, tapi dokter ga bisa sombong dengan itu,karena ternyata fakta sejarahnya tidak seperti itu. Sebagai mahasiswa, menurut Pak Ahmad Lubis sejatinya memang harus berkembang, tujuannya untuk apa? Selama ini hanya kepentingan pribadi, agar aku menjadi orang yang lebih berisi dan lebih berilmu, tapi sebenarnya untuk bangsa, agar setiap insan bisa bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Disini sudah dimulai AFTA, setiap orang wajib untuk mengupgrade dirinya untuk menjaga persatuan nasional. Harus dilihat lagi, sebenarnya kita berkembang, kita berjuang, sebenarnya apa misi kita? Menurut pak Adi sasono tujuannya satu, membentuk masyarakat yang madani, adil, dan beradab. Seperti yang beliau bilang, “kerjakan yang kau tahu, nanti Allah akan ngasih tahu apa yang kamu nggak tahu”. Subhanallah bener banget, ketika kamu ragu untuk melangkah, tetapi kamu punya kompetensi di bidang itu, maju aja sebisamu! Semua lika-liku yang ada di dalamnya, hadapi aja sebisamu, nanti pun kamu akan belajar dari masalah yang kamu hadapi.

Ngomong2 masalah, aku jadi inget, aku pernah ngobrol sama salah seorang temanku, sebut saja Bela (bukan nama sebenarnya :p), ketika dia mendapat suatu musibah, dia diperkosa oleh temannya sendiri. Aku syok banget! Aku jika dihadapkan pada hal tersebut mungkin aku akan gila bahkan terpikir untuk bunuh diri. Tapi beliau tidak! Dia sangat tegar, dan bisa melaluinya, bahkan jadi pribadi yang semakin dewasa dan malah mendekatkan ketakwaannya. Dia bilang sama aku, “Ca, setiap orang dikasih masalahnya sendiri. Aku dikasih cobaan ini karena aku harus jadi dewasa dengan ini. Dan kamu dikasih masalah yang sekarang, supaya kamu dewasa dengan caramu sendiri. Mungkin menurut kamu masalah aku lebih berat daripada kamu, tapi lihat aja dari outputnya, mungkin dengan masalah yang lebih kecil itu kamu bisa lebih dewasa dari aku.” Dan itu benar!

Satu lagi, ketika aku ngobrol sama teh Putnad, dia bilang gini. “Cha, nyadar ga sih, tiap tahun tuh Allah akan ngasih kamu 1 atau 2 masalah (masalah besar maksudnya). Di AlQuran ada kok, di surat Attaubah, tapi teteh lupa ayatnya. Dan kalo kamu sadar, sebenernya tema masalahnya kebanyakan sama, misalnya taun kemaren kamu dikasih masalah keluarga, taun ini juga kamu dikasih masalah keluarga juga, tapi dengan level yang meningkat. Dengan gitu Allah ngasih kamu kesempatan untuk belajar.“ heuheuu, iya juga sih kalo di flash back in! Subhanallah ya, pelatihan2 sejenis LKMM dan NLYC ini sebenernya prinsipnya sama, mempersiapkan kita untuk menghadapi masalah kehidupan. Tapi aku merasa banget, pelatihan pun kurang! Karena nyatanya, ketika dihadapkan pada masalah pun aku tetep aja nangis, tetep aja down! hheuu..

tapi namanya juga pemimpin, pasti ada aja kekurangannya, sama aja dengan yang dipimpinnya, sang pemimpin pun orang biasa, yang kebetulan punya kemampuan yang lebih dari biasa. semangat teman2ku! Indonesia butuh kalian di masa mendatang. sampai jumpa 10taun lagi! kita akan memimpin negeri ini bersama2.. :)