Rabu, 30 Desember 2009

.Terinspirasi bukunya pidi baiq.



“Gila banget ni orang!” itu kalimat pertama yang terlontar dari mulut aku waktu ngebaca bukunya yang pertama, DRUNKEN MONSTER. Ibuku aja sampe pengen baca karna liat judul dan sampul depannya yang menarik. DRUNKEN=MABUK.

Buku ini bukan recommended, ringan, cocok kalo mau ketawa2 tapi tetep mikir, bisa baca ini. Ada 4buku, tapi ga bersambung sih. Ada drunken monster, drunken mama, drunken molen, dan drunken marmot.

Pokoknya, ngebaca buku ini akan membuka mata kamu terhadap keberagaman orang-orang di sekeliling kamu! Pasti langsung kepikiran, ada ya orang kayak gini? Pede banget! Berani banget! Gila banget! Ga tau malu banget! Hahaa. Dasar seniman! Dia itu selalu menyusahkan dan ngerjain orang lain dengan kebodohan-kebodohannya. Keluarga dan temen-temen deketnya udah tau banget tabiatnya. Tapi dia baik, dengan kebaikannya itu, dia selalu memberi uang atau mentraktir orang yang habis dikerjainya. Aku bukan mau cerita tentang isinya, tapi aku mau cerita tentang nilai-nilai di dalamnya. Kalo ceritanya, baca aja sendiri! ^^

Disini diperlihatkan, bahwa kalau kita membuka mata dan melihat kanan kiri, banyak sekali tempat yang belum kita jamah. Seorang Pidi, dia selalu membantu orang-orang di sekitar dia yang membutuhkan. Tapi tidak dengan Cuma-Cuma. Pidi senang dan orang yang dibantu pun senang. Orang yang dibantu pun jadi tidak seenaknya, tidak meminta-minta, tapi juga tidak gengsi kalo mereka pun butuh.

Kalo dilihat dari masyarakat sekarang, melihat orang kaya, orang-orang miskin akan berbondong2 datang minta bantuan. Realita banget, ada satu orang yang dibantu karena butuh, lalu ada orang miskin lain yang tahu, dia akan datang ke tempat si orang kaya dan berkata, “Bu, saya miskin juga, kok ga dibantu?” Ya Allah, segitu rendahnya kan mental bangsa Indonesia? MINTA dibantu, bukannya usaha sendiri. Aku pribadi malu untuk minta-minta ke orang lain, jangankan minta, nebeng aja suka nggak enak. Mendingan mengusahakan untuk punya sendiri dibandingkan minjem orang lain. Dan biasanya, orang yang MINTA DIBANTU itu juga orang yang MAMPU sebenarnya, dan tidak terlalu miskin. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Memang, sebagian dari harta orang kaya adalah milik orang fakir, tapi toh maksudnya bukan untuk disantuni terus, tapi untuk dibantu sampai mereka bisa mandiri dengan pekerjaan sendiri yang mencukupi. Ini yang masih belum dicerdaskan di masyarakat luas.

Susah juga sebenernya, soalnya orang2 yang miskin dan dibantu tersebut juga suka pamer. Maksudnya gimana? Mereka pamer ke temen2 di sekelilingnya kalo mereka dibantu oleh si A, makanya yang lain pun minta untuk dibantu. PR juga memang untuk orang kaya, kalau niat untuk membantu, siapin untuk banyak orang, kalo Cuma punya uang pas-pasan, mendingan nyumbang ke rumah zakat atau rumah yatim aja, jangan membantu individually.

Jadi Inget karakteristik orang-orang yang mesti disantuni, ada jompo, yatim, janda yang ditinggal mati suaminya dengan tanggungan banyak. Tidak ada itu yang namanya ngasih bantuan ke orang yang punya pekerjaan tetap dan berkecukupan. Pengertian miskin suka disalah artikan oleh masyarakat sekarang. Kekurangan sedikit, diartikan miskin. Aku juga kekurangan loh, kurang hedon! Apa aku juga bisa masuk kategori miskin?? Hehee.

Kembali ke Pidi, dia selalu seimbang, memberi dengan apa yang sudah dia lakukan. Dia tidak pernah menyusahkan orang lain, kecuali dengan membuat orang lain senang. Biasa sih, tapi kalo sambil membaca ceritanya jadi suka geli sendiri. Dia melakukan dengan caranya yang tidak biasa.

Mimpi? Aku punya mimpi, mencerdaskan masyarakat. Miskin, bukan berarti bodoh, bukan berarti selalu mesti dibantu, bukan berarti bisa dijajah lagi, bukan berarti tidak siap untuk era globalisasi. Pencerdasan, bukan hanya mahasiswa yang perlu dicerdaskan, lebih luas lagi masyarakat kecil wajib mengetahuinya, karena mereka lah first line yang akan terlibat langsung dengan pensosialisasian dengan masyarakat lainnya. Subhanallah, PR yang seharusnya menjadi mimpi kita bersama. ^^

Tidak ada komentar: